Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Jume Tahir, imam masjid di Kasghar, Xinjiang, ditemukan tewas ditembak pada Rabu (30/7) setelah shalat Subuh. Pemerintah Cina baru mengkonfirmasi pada Jum’at (1/8) bahwa pihak kepolisian memang telah menembak mati dua orang dan menangkap satu orang lainnya dengan alasan dugaan terkait terorisme.
Dikutip dari Republika, polisi mengatakan bahwa target menolak ditahan dan menggunakan senjata berupa pisau dan kapak. Harian Xinhua menyebut suku Uighur terpengaruh oleh ekstemis yang membela agama. Xinjiang, daerah di bagian barat Cina, merupakan rumah bagi kaum minoritas Muslim Uighur.
Ketegangan makin meningkat dalam beberapa tahun terakhir antara suku Uighur, migrasi besar-besaran suku Han Cina dan pemerintahan Cina yang ketat. Namun, beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan jumlah korban di Xinjiang. Termasuk di antaranya saat penyerangan pasar di Urumqi yang menyebabkan 30 orang meninggal dunia.
Beijing menyalahkan para Muslim Uighur dan menyebut mereka telah terinspirasi jaringan terorisme internasional. Para aktivis Uighur mengatakan pembatasan kegiatan keagamaan dan kebebasan berbudaya telah memicu kemarahan warga Uighur.
Berita meninggalnya imam Jume Tahir pertama kali dimunculkan media asing pada Kamis (31/7). Namun sumber dari pemerintah baru mengonfirmasi kabar tersebut pada Jumat (1/8). Xinhua mengatakan bahwa Jume Tahir diduga merencanakan sebuah misi untuk menguatkan pengaruh Muslim Uighur di Cina. [AM/bersamadakwah]